Sabtu, 28 Maret 2015

TAZKIYATUNNAFS (2)

Ikhtisar Ihya Ulumuddin Imam al-Ghazali
Oleh Sa’id Hawa

diringkas oleh: Dwi Sukmanila Sayska

BAGIAN 2: SARANA PENSUCIAN JIWA
1.      SHALAT
·         Al-Mukminun ayat 1: beruntung org mukmin yang khusyuk dlm shalatnya
·         Ilmu yang pertama kali dicabut adalah khusyuk
·         Shalat untuk mengingat Allah (Thaha 14)
·         Betapa banyak org shalat malam hanya dapat begadang saja (HR Ahmad)
·         Penyempurna batin dalam shalat
ü  Kehadiran hati
Ada keinginan kuat, yakin akhirat lebih baik, berusaha agr hati tidak berkeliaran dg urusan dunia. Tidak bisa = lemah iman.
ü  Kepahaman
Fokus memahami makna bacaan &gerakn.
ü  Penghormatan/takzim
Mengetahui kemuliaan Allah dan menyadari kehinaan diri.
ü  Takut karena hormat/haibah
Paham tentang kekuasaan dan azab Allah
ü  Harapan
Paham akan kasih sayang, ampunan, surga
ü  Rasa malu
Sadar akan kekurangan diri beribadah, keburukan batin dan rahasia2 diri.
·         Setiap orang diberi pahala sesuai usaha (Al-An’am 132)
·         Obat menghadirkan hati dalam shalat:
ü  Menjaga hal2 eksternal: menyingkirkan hal-hal yang akan teringat dalam shalat, memilih tempat yang tenang, tidak bergambar-gambar
ü  Mendisiplinkan internal hati untuk fokus pada gerakan dan bacaan shalat
Kehadiran hati di setiap gereakan shalat
1.      Ketika mendengar azan, bergegaslah lahir batin untuk memenuhinya, bayangkan panggilan kemenangan di hari kiamat.
2.      Ketika bersuci dan berwudhu, sucikan pula hati dengan taubat dan penyesalan serta tekad tidak akan mengulangi.
3.      Menutup aurat berarti menutup keburukan diri dari makhluk, maka hendaknya hapus pula semua keburukan batin dari Khaliq dengan penyesalan dan taubat
4.      Menghadap kiblat dan berdiri lurus berarti tidak boleh berpaling dari Baitullah, maka hadapkan hati fokus pada Allah, siap untuk khusyuk dalam smeua rangkaian shalat.

5.      Niat, bertekad memenuhi perintah shalat, menyempurnakannya dan mengikhlaskan semua pada Allah semata. Anggap ini shalat terakhir dalam hidup.
6.      Takbir, diucapkan lisan maka hati harus membenarkannya, hanya Allah yang Maha Besar, tidak ada urusan lain yang lebih besar presentasinya dari Allah.
7.      Doa iftitah, pengakuan bahwa menghadapkan wajah ke Allah, semua amal untuk Allah dan kita bukan orang musyrik. Jangan kata-kata saja! Ikuti dengan hati, munajat bukan palsu.
8.      Membaca al-Fatihah resapi setiap ayat, mulai syukur, penghormatan, takut, harap dan yakin akan pertolongan.begitu pula membaca ayat Al-Quran, jangan hanya kata-kata lisan, tapi hati lalai memahami.
9.      Ruku dan sujud adalah penghormatan dan pengagungan pada Allah. Tuluskan pengharapan, hinakan diri di hadapan-Nya.
10.  Ketika tasyahud, sempurnakan shalawat, hadirkan hati kepada Rasulullah karena beliau mendengar dan menjawabnya, berilah salam pada seluruh Nabi dan orang-orang shaleh.
11.  Setelah shalat, hadirkan rasa malu karena shalat belum begitu sempurna, takutlah jika tidak diterima shalat tsb tapi berharap akan kasih sayang Allah.

2.      Zakat
Syarat lahir batin:
1.      Niat ikhlas
2.      Bersegera setelah sampai haul
3.      Keluarkan seperti yang telah diperintahkan, jangan diganti uang atau benda lain.
4.      Tidak memindahkan zakat ke daerah lain sedangkan di daerah sendiri ada mustahiq
5.      Membagi kepada seluruh mustahiq
Adab-adab batin:
1.      Memahami kewajiban dan makna zakat:
1) komitmen tauhid, bahwa rela menyisihkan sebagian harta yang dicintai demi Zat yang paling dicintai.
2) mensucikan harta dan jiwa dari sifat kikir
3) syukur nikmat
2.      Menyegerakan penunaian
3.      Merahasiakan jika takut riya dan sum’ah
4.      Menampakkan jika akan memitovasi orang lain berbuat yang sama
5.      Tidak merusak pahalanya dengan mengungkit-ungkitnya dan menyakiti hati penerima.
6.      Menganggap kecil pemberian
7.      Memilih harta terbaik dan paling dicintai
8.      Mencari orang-orang terbaik di antara asnaf delapan (paling takwa, ahli ilmu, bertauhid, bukan peminta-minta, terbelenggu dari mencari nafkah baik karna sakit atau jihad,  utamakan kerabat)

3.      PUASA
Rahasia Puasa dan syarat-syarat batin
1.      Menundukkan pandangan
2.      Menjaga lisan
3.      Menahan pendengaran
4.      Menahan anggota tubuh dari dosa
5.      Tidak mengkonsumsi yang halal secara berlebihan
6.      Ketika berbuka takut dan harap ttg pahala puasanya

4.      Haji
Adab-adab dan amal batin
1.      Biaya halal
2.      Memperbanyak bekal tapi tidak boros
3.      Meninggalkan rafas, fusuq, jidal
4.      Berjalan kaki kalau sanggup dari Makkah-arafah-mina
5.      Tidak berhias, tampil dengan lusuh dan berdebu
6.      Menyemblih hewan kurban wlw tidak wajib
7.      Mengambil pelajaran di tempat-tempat mulia, merenungkan rahasia haji, napak tilas kehidupan Rasulullah dan selalu berdoa di tempat-tempat mustajab.
a.      Faham tentang manasik haji
b.      Rindu pada Baitullah dan Azam untuk meninggalkan keluarga dan semua urusan di tanah air
c.       Memutuskan berbagai keterikatan : pinjam meminjam, hutang dll
d.      Bekal halal dan memadai, perjalanan dg kendaraan ke luar negeri, seolah-olah perjalanan menuju akhirat
e.      Ihram dan talbiyah di miqat dengan suara keras dan penuh kekhusyukkan.
f.        Memasuki kota Makkah dan melihat Ka’bah, doakan keagungan untuk Baitullah, merasakan kehinaan diri, bersyukur telah menjadi tamu-Nya.
g.      Thawaf di sekeliling Ka’bah dengan pernuh takut dan harap, cinta pada Allah. Banyak zikir dan memabca Al-Quran, jangan menzhalimi orang lain
h.      Menyentuh Hajar Aswad, menempel di Multazam dan berdoa
i.        Sa’i antara Safa dan Marwa, renungi maknanya, hinakan diri di pekarangan rumah Allah, mengharap kasih sayang Allah
j.        Wukuf di padang arafah, merasakan keagungan Allah di tengah lautan manusia dari berbagai penjuru dunia mengumandangkan pengagungan yang sama dengan penuh semangat dan khusyuk, muhasabah diri, taubat, berharap pada Allah dengan sepenuh hati, berbaik sangka kepada Allah
k.       Melontar jumrah di Mina, mematuhi perintah Allah, benci akan semua godaan syetan
l.        Menyemblih kurban, dengan ikhlas dan utamakan hewan yang besar
m.    Ziarah ke Madinah, menemui Rasulullah dan mengucap salam padanya, napak tilas perjuangan beliau dan para shahabat dalam menegakkan Islam.
5. Membaca Al-Quran
1.      Memahami keagungan dan ketinggian firman Allah. (Al-Waqi’ah 77-79)
2.      Mengagungkan Zat Yang Berfirman yaitu Allah. (al-Furqan 1)
3.      Kehadiran hati & konsentrasi (al-Mukmin 13)
4.      Tadabbur/merenungkan makna (AnNisa 82)
5.      Tafahhum: mencari pemahaman yang tepat (Al-Kahf 109)
6.      Menghindari hambatan pemahaman (hanya fokus pada mahkaj huruf tanpa memikirkan makna, taklid pada mazhab tertentu, terus-menerus melakukan dosa dan menganggap makna-makna yang disampaikan mufassir sudah mencukupi semuanya) (Az-Zumar 9)
7.      Takhshish: menganggap bahwa ayat al-Quran khusus berbicara padanya  (Ali Imran 138)
8.      Ta-atstsur: terpengaruh dengan ragam ayat yang dibaca, jika tentang azab maka dengan sedih dan menangis begitu pula sebaliknya.
9.      Taraqqi: meningkatkan penghayatan seolah Allah berada di hadapannya. (al-Anfal 2: orang beriman jika dibacakan ayat Allah bergetar hatinya dan bertambah imannya)
10.  Tabarri: berlepas diri dari menganggap diri suci dan terpuji. Jika membaca ayat-ayat tentang orang mukmin dia membayangkan Rasulullah, para shahabat dan orang-orang shaleh sehingga berusaha menjadi seperti mereka, dan jika membaca ayat-ayat azab segera mohon ampun karena dia khawatir dialah yang dimaksud ayat. (An-Nisa 49)

6.      Zikir : ketahuilah dengan zikir pada Allah hati menjadi tenang (Ar-Ra’d 28)
·         Tekun (al-Muzammil 7-8)
·         Pagi dan petang (al-an’am 52, al-Insan 25-26, ar-Rum 17))
·         Sebelum shubuh dan malam (Qaf 34-35, at-Thur 48-49)
·         Sepertiga akhir malam (Az-Zariyat 17-18 )
·         Berdoa dg takut & harap (as-Sajadah 16)

7.      Tafakkur:
·         Alam semesta dan benda langit: Ali Imran 190-191, al-Anbiya 32, an-Naziat 27-28)
·         Bumi dan isinya, peternakan dan pertanian: (az-Zariyat 47-48, An-Nahl 65-69, Al-Qamar 19-20, al-Ghasyiyah 13-31).
·         Penciptaan diri (Az-Zariyat 21, ar-Rum 20, al-Mursaah 22, Yasin 77)

8.      Mengingat mati dan pendek angan-angan
·         Kematian adalah rahasia, selalu siap siaga (Luqman 34)
·         Jangan cinta dunia. Rasulullah bersabda: jika dunia dan isinya lebih mulia di sisi Allah dibading sayap lalat, pasti Allah tidak akan memberi rezki orang kafir.
·         Jangan menunda-nunda amal. Rasulullah bersabda: (1) jika pagi jagang tunngu sore tuk beramal, jika sore jangan tunggu pagi. (2) gunakan masa mudamu sebelum tua, saat sehat sebelum sakit, ketika kaya sebelum jatuh miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum matimu.

9.      Muraqabah, Muhasabah, Mujahadah dan Mu’aqabah
·         Muraqabah = merasa diawasi Allah (Al-‘Alaq 14). Ihsan dalam amal.
·         Muhasabah: introspeksi diri (al-Hasyar 18)
·         Mujahadah: bersungguh-sungguh beramal (at-Taubah 105)
·         Mu’aqabah= menghukum diri

10.  Amar ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad.
·         AMNM = umat terbaik: Ali Imran 104 & 110
·         Jihad= jual beli dengan Allah: At-Taubah 111

11.  Berkhidmat dan Tawadhu’: al-Hijr 8 dan Luqman 18. Rasulullah bersabda: Sedekah tidak akan mengurangi harta, orang yang memberi maaf Allah tambah kemuliaannya dna seorang yang tawadhu akan diangkat derjatnya oleh Allah.
12.  Mengetahui dan menutup pintu-pintu syetan
·         Marah dan syahwat
·         Dengki dan tamak
·         Kenyang dengan makanan
·         Suka berhias dengan pakaian, perabotan dan rumah
·         Menjilat manusia
·         Tergesa-gesa dan tidak berhati-hati dalam urusan
·         Cinta harta
·         Pelit dan takut miskin
·         Fanatik buta terhadap mazhab
·         Mengajak orang azam memikirkan zat dan sifat Allah
·         Prasangka burut terhadpa kaum muslimin

13.  Mengenal penyakit hati dan penyembuhan dan kesehatannya: Jika keluarga, harta, pekerjaan dan rumah lebih dicintai dari Allah tunggulah keputusan Allah (At-Taubah 24). Doa kita selalu di surat al-Fatihah: minta ditunjuki jalan yang lurus. Jika beriman dan beramal shaleh maka istiqamahlah (Hud 112).
Cara mengenal aib diri:
·         Bertanya pada guru
·         Mencari teman yang jujur dan taat yang bisa menasehati dan memberi masukan.
·         Memanfaatkan lisan musuh yang mengkritiknya sebagai bahan perbaikan diri
·         Bergaul di tengah masayrakat, jika ada keburukan yang dia lihat terlebih dahulu dia mengevaluasi diri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar