Sabtu, 28 Maret 2015

TAZKIYATUNNAFS (1)


Ikhtisar Ihya Ulumuddin Imam al-Ghazali
karangan Sa’id Hawa

Bagian 1: Adab dan tugas murid
1.      Mensucikan jiwa dari akhlak yang hina dan sifat tercela (musyrik itu najis: at-Taubah 28)
2.      Mengurangi keterikatan dari dunia yang melalaikan hati (one heart: Al-Ahzab 4)
3.      Tidak sombong kepada guru (As-Sya’bi memberikan kuda Zaid bin Tsabit stelah dia menshalatkan jenazah, Ibnu Abbas menghampiri dan menuntun kuda tersebut, Zaid melarang tapi Ibnu Abbas menjawab: “beginilah kami diperintahkan untuk berbuat kepada ulama”. Zaid lalu mencium tangan Ibnu Abbas dan berkata: “beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan kerabat Nabi kami Shalallau alaihi wa sallam”.
4.      Menekuni ilmu mulai dari tahap awal dan menghindari belajar tentang perbedaan pendapat dan pertentangan dalam ilmu yang dikaji.
5.      Berusaha menekuni berbagai disiplin ilmu agama, jika tidak sanggup maka kuasai ilmu-ilmu yang terpenting saja.
6.      Tidak sekaligus menekuni seluruh ilmu, tapi bertahap dimulai dari yang paling penting terutama ilmu akhirat (akidah, ibadah, syariah, akhlak)
7.      Tidak tergesa-gesa masuk ke ilmu baru sebelum matang di ilmu yang dipelajari sebelumnya.
8.      Mengetahui ilmu mana yang lebih diprioritaskan dipelajari, standarnya 1) mulianya hasil, 2) kekuatan dalil yang memerintahkannya.
9.      Memperindah akhlak dan tidak meremehkan ilmu-ilmu yang fardhu kifayah dipelajari. (Allah tinggikan orang berilmu dan beriman beberapa derjat: Al-Mujadalah 11)
Tugas pengajar
1.      Belas kasih kepada murid (Rasulullah mengumpamakan beliau bapak dari para shahabat)
2.      Meneladani Rasulullah yaitu ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan duniawi dalam mengajar.
3.      Selalu menasehati murid untuk belajar demi taqarrub pada Allah
4.      Mencegah murid dari akhlak tercela dengan sindiran halus atau kata-kata bijak penuh kasih sayang
5.      Jika hanya menguasai beberapa ilmu, jangan menjelek-jelekkan ilmu lain karena dianggap tidak penting
6.      Mengajarkan murid sesuai dengan tingkat pemahaman mereka dan bertahap menambahkan ilmu.
7.      Jika ada murid yang terbatas kemampuannya, hendaknya menyesuaikan dengan apa yang bisa dipelajarinya dan menyampaikan yang penting-penting saja.
8.      Mengamalkan ilmunya dan meneladankan dengan praktek (Ahlu Kitab hanya menyuruh tapi tidak melakukan: Al-Baqarah 44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar