TANGGUNGJAWAB BUNDO KANDUANG MENDIDIK
REMAJA MUSLIM*
Oleh: Dwi Sukmanila Sayska, MIS
Allah berfirman: Kalian umat terbaik yang Allah utus untuk
sekalian manusia, kalian beramar ma’ruf nahi munkar dan beriman pada Allah...
Jika ingin menjadi umat terbaik yang bisa membangun generasi
terbaik maka haruslah beriman dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Bundo
kanduang – limapapeh / tiang rumah gadang: punya peran strategis untuk amar
ma’ruf nahi munkar dan menanamkan keimanan ini. Baik di lingkungan dalam
keluarga, kaum dn masyarakat karena bundo kanduang diberi amanah di bidang
pendidikan, sosial, ekonomi dan pemerintahan dalam budaya Minangkabau. Di zaman
dahulu bundo kanduang telah membuktikan pengaruhnya yang besar dalam kemajuan
masyarakat.
Jika Aceh punya Cut Nyak Dien dan Cut Meutia, dan Jawa punya
Kartini, maka Minang juga punya srikandi-srikandi pejuang di masanya:
1. Siti Manggopoh
(1880-1960)=> berjuang angkat senjata melawan Belanda atas kebijakan
pajak/ belasting yang memberatkan
masyarakat di Agam.
2. Rohana Kudus
(1884 – 1972) =>mendirikan Kerajinan Amai Setia untuk membangun ekonomi
masyarakat, dan tahun 1912 mendirikan surat kabar pertana khusus perempuan:
Sunting Melayu
3. Rahmah
El-Yunussiyah (1990-1969) => mendirikan sekolah khusus perempuan Diniyyah
Puteri tahun 1923 dan menyampaikan petisi ke pemerintah Jepang untuk tidak
mempekerjakan wanita Minang sebagai pelacur pada masa pendudukan (1945-1948).
Tahun 1960 Syekh Al-Azhar Mesir berkunjung ke Padang Panjang studi banding
Diniyah Putri karena di Arab pun belum ada sekolah khusus perempuan, dan
dibukalah Al-Azhar Putri 1969.
4. Rasuna Said
(1910 – 1965) aktif di partai politik memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,
mejadi anggota dewan Perwakilan Sumatera dan mendirikan majalah Menara Puteri.
Mereka telah berjuang di masanya, menjawab tantangan dan
problem kala itu dengan membangun generasi. Maka tugas kita sekaranglah untuk
melanjutkan estafet itu, meskipun harus menghadapi masalah yang jauh berbeda
karena kecanggihan teknologi sehingga menciptakan dunia maya yang tanpa batas,
menyebarkan informasi dan gaya hidup barat dengan begitu cepat dan tidak
terdeteksi di dunia nyata. Dewasa ini masalah generasi muda yang harus menjadi
perhatian serius Bundo Kanduang setidaknya ada 3: akhlak, narkoba dan pergaulan
bebas.
Dalam Al-Quran Allah bahkan juga telah mewasiatkan 15 abad
yang lalu dalam surat At-Tahrim ayat 6: Jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Dalam surat-surat fase Makkah
juga digambarkan betapa dahsyatnya perhitungan Allah di hari kiamat, sehingga
seorang anak akan lari dari saudaranya,
ibunya dan bapaknya karena takut dimintai tanggungjawab, seorang suami
akan lari dari istrinya, dan sahabat dekat akan saling bertikai di hadapan
Allah. Tidak bis asaling bersekongkol untuk menghindar dair azab Allah yang
sangat dahsyat. Betapa berat pertanggungjawaban yang harus kita hadapi di
hadapan Allah nanti. Maka sudahkah kita melakukan hal-hal terbaik agar semua
pertanyaan Allah kelak tentang keluarga kita, dapat dipertanggungjawabkan
dengan semestinya?
Maka untuk menjadikan anak-anak kita muslim yang kuat, mari
kita kembali ke Al-Quran, bagaimana seharusnya mendidik remaja putra dan putri
kita. Allah telah mengkhususkan sebuah surat dalam al-Quran sesuai dengan nama
seorang tokoh yang shaleh di zaman dahulu, ahli ibadah dan ahli ilmu yaitu
Luqmanul Hakim. Rasulullah pun bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam kondisi
fitrah, maka ortunya yang menjadikannya Yahudi, Nashrani dan Majusi.
Mendidik remaja tidak sama seperti mendidik anak yang belum
baligh. Remaja masa awal-awla dewasa, punya banyak perubahan fisik maupun
mental. Lebih pemalu dan ragu-ragu, takut akan masa depan, sangat memikirkan
pendapat orang lain tentang dirinya. Jika orang tua tidak mendekati, maka ia
akan semakin jauh dan
Penanaman nilai seorang Lukman kepada anaknya hendaknya
menjadi contoh teladan bagi kita berdasarkan surat Luqman ayat 11-19:
1.
Kuatkan Iman pada anak
a. Hindarkan dari kemusyrikan:
Allah tak ampuni dosa syirik dan ampuni dosa lain sebanyak apapun.
b. Muqarabatullah:
Allah Maha Melihat, Mendengar dna Tahu apa yang terlintas di hati sekalipun.
Apa yang ada di langit dan di bumi semua Allah awasi! Pupuk rasa takut akan
azab dan harap akan rahmat.
2.
Tanamkan bakti pada orang tua
a. Perjuangan ortu
melahirkan menyusui, merawat dan membesarkan
b. Ridha Allah ada
pada ridha orang tua. Tapi jangan jadi ortu durhaka yang menelantarkan
anak-anaknya.
c. Doa anak = Allah
sayangi ortu mereka sebagaimana ortu menyayangi mereka waktu kecil. Sudahkah
kita sempurnakan kasih sayang pada anak-anak kita?
3.
Didik anak beribadah sejak dini
a. Shalat: ajarkan
dan biasakan sejak umur 7 tahun, pukul jika tidak mau di umur 10 tahun. Rasulullah
juga bersabda: Beda mukmin dan kafir adalah shalat. Dalam al-Quran: irikanlah
shalat karena shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Maka shalat menjadi
benteng agar mereka kuat menghadapi problematika di zamannya.
b. Membaca Al-Quran:
Al-Quran adalah obat/penawar bagi penyakit dalam hati. Ketahuilah dengan mengingat
Allah hati menjadi tenang. Zikir paling utama adalah membaca Al-Quran. Rasulullah
bersabda: Orang terbaik adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya. Di
hadis lain: Bacalah Al-Quran karena Al-Quran jadi syafaat bagi pembacanya di
hari kiamat. Hadis: Org yang mambaca al-Quran dan mengamalkannya kelak di
akhirat kedua ortunya diberi mahkota yang bersinar lebih baik dari matahari di dunia.
4.
Biasakan akhlak mulia
a. Sabar. Minta
tolonglah pada Allah dengan sabar dan shalat.
b. Jangan sombong,
kamu tak dapat setinggi langit dan tak dapat menembus bumi. Sombong adalah
selendang Allah, yang mengambilnya tidak akan mencium bau syurga.
c. Berjalan dan
berbicara dengan sederhana.
d. Jauh dari sarana
menuju zina: menundukkan panadangan mata, menutup aurat dengan sempurna dan
bergaul dengan lawan jenis sesuai syariat dan norma.
Dengan 4 poin ini kita bisa membentuk karakter anak menjadi
muslim yang tangguh, tidak terpengaruh budaya barat dan pergaulan buruk
dimanapun dan kapanpun dia berada. Namun yang paling penting diingat bahwa
mendidik remaja berbeda dengan mendidik anak-anak. Imam Ali pernah berkata
mendidika anak 0-7 perlakukan bak raja. 7-14 bagai tawanan, dan 14-21 tahun
jadilah sahabat.
Kita tutup dengan kisah menarik zaman Rasulullah ketika
seorang pemuda minta diberi dispensasi untuk tetap berzina karena dia tidak
mampu menahan hawa nafsunya. Apakah Rasulullah langsung murka dan mengusirnya?
Tidak! Rasulullah mencontohkan bagaimana cara menghadapi kenakalan remaja,
yaitu bicara dari hati ke hati layaknya sahabat. Rasulullah tanyakan padanya:
apakah engkau redha jika zina itu dilakukan terhadap saudara perempuanmua? Dia
menjawan tidak. Terhadap bibimu? Dia jawab tidak. Terhadap ibumu? Dia jawab
tidak. Maka sambil menangis dia mengakui kesalahannya dan minta didoakan oleh
Rasulullah agar dia bisa mengekang nafsunya, lalu Rasulullah doakan sehingga
dia tidak lagi pernah berzina.
*Ringkasan materi yang disampaikan pada kajian Bundo Kanduang Minang Saiyo Takengon.