Minggu, 18 September 2016

Silabus Ulumul Hadis 2016/2017

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
                          GAJAH PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH, ACEH
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
 


SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Dosen Pengampu        : Dwi Sukmanila Sayska, M.I.S.
Mata Kuliah                 : Ulumul Hadis I
Jurusan/ Prodi             : Ushulussin dan Dakwah/ Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Semester/Unit             : I (Satu)
Bobot SKS                    : 2 SKS
Alokasi Waktu             : 16 x Tatap Muka

1.      Deskripsi Mata Kuliah

Mata Kuliah Ulumul Hadis I ini menyajikan pokok-pokok ilmu hadis baik riwayah maupun dirayah, yang akan menjadi dasar dan landasan dalam mengetahui dan memahami hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Selain itu mahasiswa dibimbing mengulas sejarah perkembangan hadis dari masa ke masa, sekaligus mengenal lebih dekat para ulama hadis guna memahami betapa teliti dan hati-hatinya setiap generasi kaum muslimin dalam menerima dan meriwayatkan hadis Rasulullah yang menjadi sumber ajaran Islam selain Al-Qur’an, sehingga terbentuklah berbagai macam kaedah dan cabang-cabang ilmu hadis yang terus berkembang demi memastikan bahwa hadis-hadis yang sampai kepada ummat adalah hadis yang terjamin kualitasnya.

Mata kuliah ini juga mengupas ilmu-ilmu dasar dalam mengetahui dan meneliti kualitas sebuah hadis, merinci berbagai kualifikasi hadis, serta menuntun untuk mengenal metode penyusunan kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan dalam pengamalan ajaran Islam.


2.     Kompetensi Mata Kuliah
Setelah mengikuti mata ajaran ini mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya berupa:
1.      Pemahaman komprehensif mengenai keutamaan Hadis sebagai sumber hukum dalam Islam
2.      Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan hadis dan Ilmu hadis
3.      Mengenal dan memahami klasifikasi hadis dan metode penyeleksian hadis
4.      Mengetahui dan mampu membantah argumen kelompok Ingkar Sunnah
5.      Mengenal tokoh-tokoh ulama hadis dan metode penulisan Kutubussittah

3.    Pendekatan Pembelajaran
·    Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan perkuliahan yaitu:
1) pendekatan ekspositori,
2) pendekatan inkuiri dan              
3) pendekatan active learning.
·    Metode :  ceramah, tanya jawab dan diskusi
·    Tugas dalam perkuliahan ini terdiri: 
a.      Presentasi I
Tugas kelompok sebelum ujian tengah semester, berupa mempresentasikan ringkasan materi yang ditentukan. Ringkasan materi dituliskan pada kertas karton dan dibuat ringkas dan semenarik mungkin untuk mendukung penjelasan materi yang dipresentasikan.

b.      Pembuatan malakah dan presentrasi II
Tugas kelompok berupa pembuatan makalah yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok dan dikumpulkan ketika ujian mid semester. Makalah harus disertai bahan rujukan dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan hasil karya orisinal dari tim tersebut. Makalah dipresentasikan setelah ujian tengah semester dengan menggunakan metode active learning sehingga mampu meningkatkan antusias peserta dalam proses pembelajaran. Perbaikan makalah harus diserahkan menjelang ujian akhir semester.

4.    Kriteria Evaluasi
No.
Jenis Tagihan
Bobot (%)
1
Kedisiplinan
5%
2
Tugas kelompok (Makalah dan presentasi)
20%
3
Ujian Tengah Semester
25%
4
Quiz
10%
5
Ujian Akhir Semester
35%
Jumlah (Nilai Akhir)
100%

5.    Rincian Materi Pembelajaran
No
Topik Inti
1
Perkenalan, kontrak perkuliahan, pengenalan singkat mata kuliah
2
Ulumul Hadis dan cabang-cabangnya
3
Kedudukan Hadis dalam ajaran Islam
4
Sejarah perkembangan hadis: zaman Rasulullah, shahabat dan tabi’in
5
Sejarah perkembangan hadis: abad III H – sekarang
6
Klasifikasi hadis: Klasifikasi hadis (I) dari segi nisbat hadis (Marfu’, Mauquf, Maqthu’) dan  Klasifikasi (II) hadis dari segi kuantitas rawi (Mutawatir, Ahad)
7
Klasifikasi hadis (III) berdasarkan kualitas Sanad: (1) Hadis Shahih dan (2) Hadis Hasan
8
Klasifikasi hadis (III) dari segi kualitas Sanad: (3) Hadis Dhaif: (a) Dha’if karena gugurnya sanad dan (b) dha’if karena cacat pada rawi
9
Ujian Tengah Semester
10
Adab Mengajar dan Belajar Hadis
11
Hadis Maudhu’ dan Permasalahannya
12
Proses Tranformasi hadis (Tahammul wal Ada)
13
Ilmu Jarh wa ta'dil
14
Ingkarrussunnah dan bantahan ulama terhadapnya
15
Biografi Penulis Kutubussittah dan metode penulisan kitabnya
16
UAS

6.    Sumber Bacaan
·         Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis, Jakarta: Renaisan, 2005 (AA)
·         Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 (BK)
·         Daud Rasyid, Sunnah di Bawah Ancaman, Jakarta: Syaamil, 2006. (DR)
·         Mahmud al-Thahhan, Taisir Mushtalah al-Hadis, Dar al-Qur’an al-Karim, Beirut, 1979/ terjemahannya: Ulumul Hadis; Studi Kompleksitas Hadis Nabi, Penerjemah, Zainul Muttaqin, Jogjakarta : Titian Ilahi Press & LP2KI, 1997. (MT)
·         M. Agus Sholahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2008. (AS)
·         M.M Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya (terj), Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000. (MM1)
·         M.M Azami, Menguji Keaslian Hadis-Hadis Hukum (terj), Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004. (MM2)
·         Mudasir, Ilmu Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2005. (MD)
·         Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al-hadis; Ulumuhu wa musthalahuhu, Dar al-Fikr, Bairut, 1981/ terjemahannya: Ushul al-Hadits; Pokok-Pokok Ilmu Hadis, Penerjemah, M. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1998. (MAK)
·         Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2001 (NY)

·  Nuruddin ‘Itr, Manhaj an-Naqd ‘inda al-Muhadditsun, Beirut: Darul Fikr, 1997/ terjemahannya:  Ulumul Hadis, Bandung: Rosda, cet-2, 2012. (NI)

Sabtu, 18 Juni 2016

MEMBINA SAKINAH, MAWADDAH DAN RAHMAH DALAM KELUARGA BERDASARKAN AL-QURAN DAN SUNNAH

MEMBINA SAKINAH, MAWADDAH DAN RAHMAH DALAM KELUARGA
BERDASARKAN AL-QURAN DAN SUNNAH

oleh: Dwi Sukmanila Sayska

Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21: Dan di antara tanda-tanda Yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, Bahwa ia menciptakan untuk kamu (Wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan hidup mesra dengannya, dan dijadikannya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya Yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang Yang berfikir.

Ayat ini menjelaskan bahwa peran seorang istri dalam rumah tangga adalah sebagai sumber sakinah/kedamaian keluarga. Dalam jalinan perkawinan Allah juga mencurahkan cinta dan kasih sayang antara suami istir. Namun apakah semua itu sudah dapat kita wujudkan dalam rumah tangga kita masing-masing? Sudahkan kita mampu menjaddi sumber sakinah? Sudahkah kita mampu mencurahkan ccinta dan kasih sayang tanpa pamrih dalam keluarga?

Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu adalanya indikator atau standar. Bagaimana sesungguhnya yang dinamakan sebagai seorang istri shalehah dan ibu teladan bagi anak-anak. Sehingga kita bisa menilai, sejauh mana diri kita sudah memenuhi standar tersebut, dan berupaya meningkatkan amal kita agar mampu menjadi istri dan ibu yang menjadi sumber kedamaian dan cinta kasihd alam keluarga.

1.      ISTRI YANG DIRIDHAI SUAMINYA
·         Al-Quran:
Dalam surat at-Tahrim ayat 10 Allah jelaskan contoh istri-istri durhaka adalah istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, yang membangkang dan mengkhianati kepercayaan suami. Sedangkan istri fir’aun (at-Tahrim 11) adalah wanita terbaik yang Allah bangunkan untuknya istana di syurga, karena ia tidak tunduk pada suami dalam kemaksiatan dan kedurhakaan pada Allah.

·         Hadis-hadis Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam:
1.      Wanita akan masuk syurga dari pintu manapun yang ia inginkan jika melakukan: shalat 5 waktu, puasa ramadhan, menjaga kehormatan diri dan taat pada suami
2.      Istri wajib memenuhi pangggilan suami ke tempat tidur, jika menolak dengan sombong dan kasar sehingga suami marah, maka akan dilaknat malaikat sampai pagi.
3.      Wanita shalehah itu penyayang dan selalu berusaha mencari ridha suami baik ketika dizalimi maupun dia zalim
4.      Tidak boleh puasa sunah tanpa izin jika suami ada di rumah, dan tidak keluar rumah tanpa izin.
5.      Hak suami terhadap istiri: patuh dan taat dan tidak boleh menerima tamu yang tidak disukai suami

2.      IBU YANG MENDIDIK PUTRA-PUTRINYA
Al-Qur’an:
·         QS. At-Tahrim 9: Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka neraka
·         QS. An-Nisa 9: takutlah kamu jika meninggalkan generasi yang lemah
·         QS. Luqman 13-19: Pengajaran Lukman al-Hakim pada anaknya:
·         Akidah: Jangan mempersekutukan Allah
·         Ibadah: Dirikan shalat, melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
·         Akhlak: Sabar terhadap musibah, jangan berjalan dengan angkuh, jangan meninggikan suara bila berbicara.

Hadis-Hadis Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:
·         Mendidik dengan cinta:
·   Rasulullah tidak pernah memahari anak kecil, bahkan tidak pernah mengatakan kenapa kamu lakukan ini? Atau kenapa kamu tidak lakukan itu?
·   Rasulullah selalu mencium anak2 dan cucunya
·   Rasulullah selalu memulai salam pada anak2
·   Rasulullah mengajari mereka dengan lembut, tidak langsung memarah jika salah tapi menasehati bagaimana seharusnya bersikap
·   Tidak sempurna iman jika tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil
·         Pembiasaan ibadah dimulai sejak dini: biasakan shalat sejak umur 7 tahun dan pukul jika masih tidak mau shalat di umur 10 tahun dan pisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan.
·         Contohkan akhlak yang baik; 5 S, libatkan dalam pertemuan orang dewasa dan ajarkan adab-adab serta etika.
·         Jangan lupakan fisik: beri asupan gizi cukup, latih ketangkasan fisik: berkuda, memanah, berenang.
·         Bimbing agar anak mencintai ilmu: menuntut ilmu wajib, menempuh jalan menuntut ilmu akan Allah mudahkan jalan ke syurga.

Dengan memahami standar dan tuntunan Al-Quran dan sunnah terhadap para wanita sebagai istri dan ibu ini, semoga kita akan mampu mewujudkan keluarga yang damai dan penuh cinta, rumah tangga ibarat syurga di dunia. Semoga kita mampu menjadi istri yang bisa membawa kedamaian bagi semua anggota keluarga, dan selalu berupaya memberikan cinta lillahi ta’ala tanpa mengharap balasan manusia.


Wallahu a’lam bisshawab...