Minggu, 11 Oktober 2015

TANGGUNGJAWAB BUNDO KANDUANG MENDIDIK REMAJA MUSLIM

TANGGUNGJAWAB BUNDO KANDUANG MENDIDIK REMAJA MUSLIM*

Oleh: Dwi Sukmanila Sayska, MIS

Allah berfirman: Kalian umat terbaik yang Allah utus untuk sekalian manusia, kalian beramar ma’ruf nahi munkar dan beriman pada Allah...

Jika ingin menjadi umat terbaik yang bisa membangun generasi terbaik maka haruslah beriman dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Bundo kanduang – limapapeh / tiang rumah gadang: punya peran strategis untuk amar ma’ruf nahi munkar dan menanamkan keimanan ini. Baik di lingkungan dalam keluarga, kaum dn masyarakat karena bundo kanduang diberi amanah di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan pemerintahan dalam budaya Minangkabau. Di zaman dahulu bundo kanduang telah membuktikan pengaruhnya yang besar dalam kemajuan masyarakat.

Jika Aceh punya Cut Nyak Dien dan Cut Meutia, dan Jawa punya Kartini, maka Minang juga punya srikandi-srikandi pejuang di masanya:
1.      Siti Manggopoh (1880-1960)=> berjuang angkat senjata melawan Belanda atas kebijakan pajak/  belasting yang memberatkan masyarakat di Agam.
2.      Rohana Kudus (1884 – 1972) =>mendirikan Kerajinan Amai Setia untuk membangun ekonomi masyarakat, dan tahun 1912 mendirikan surat kabar pertana khusus perempuan: Sunting Melayu
3.      Rahmah El-Yunussiyah (1990-1969) => mendirikan sekolah khusus perempuan Diniyyah Puteri tahun 1923 dan menyampaikan petisi ke pemerintah Jepang untuk tidak mempekerjakan wanita Minang sebagai pelacur pada masa pendudukan (1945-1948). Tahun 1960 Syekh Al-Azhar Mesir berkunjung ke Padang Panjang studi banding Diniyah Putri karena di Arab pun belum ada sekolah khusus perempuan, dan dibukalah Al-Azhar Putri 1969.
4.      Rasuna Said (1910 – 1965) aktif di partai politik memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mejadi anggota dewan Perwakilan Sumatera dan mendirikan majalah Menara Puteri.

Mereka telah berjuang di masanya, menjawab tantangan dan problem kala itu dengan membangun generasi. Maka tugas kita sekaranglah untuk melanjutkan estafet itu, meskipun harus menghadapi masalah yang jauh berbeda karena kecanggihan teknologi sehingga menciptakan dunia maya yang tanpa batas, menyebarkan informasi dan gaya hidup barat dengan begitu cepat dan tidak terdeteksi di dunia nyata. Dewasa ini masalah generasi muda yang harus menjadi perhatian serius Bundo Kanduang setidaknya ada 3: akhlak, narkoba dan pergaulan bebas.

Dalam Al-Quran Allah bahkan juga telah mewasiatkan 15 abad yang lalu dalam surat At-Tahrim ayat 6: Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Dalam surat-surat fase Makkah juga digambarkan betapa dahsyatnya perhitungan Allah di hari kiamat, sehingga seorang anak akan lari dari saudaranya,  ibunya dan bapaknya karena takut dimintai tanggungjawab, seorang suami akan lari dari istrinya, dan sahabat dekat akan saling bertikai di hadapan Allah. Tidak bis asaling bersekongkol untuk menghindar dair azab Allah yang sangat dahsyat. Betapa berat pertanggungjawaban yang harus kita hadapi di hadapan Allah nanti. Maka sudahkah kita melakukan hal-hal terbaik agar semua pertanyaan Allah kelak tentang keluarga kita, dapat dipertanggungjawabkan dengan semestinya?

Maka untuk menjadikan anak-anak kita muslim yang kuat, mari kita kembali ke Al-Quran, bagaimana seharusnya mendidik remaja putra dan putri kita. Allah telah mengkhususkan sebuah surat dalam al-Quran sesuai dengan nama seorang tokoh yang shaleh di zaman dahulu, ahli ibadah dan ahli ilmu yaitu Luqmanul Hakim. Rasulullah pun bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah, maka ortunya yang menjadikannya Yahudi, Nashrani dan Majusi.

Mendidik remaja tidak sama seperti mendidik anak yang belum baligh. Remaja masa awal-awla dewasa, punya banyak perubahan fisik maupun mental. Lebih pemalu dan ragu-ragu, takut akan masa depan, sangat memikirkan pendapat orang lain tentang dirinya. Jika orang tua tidak mendekati, maka ia akan semakin jauh dan

Penanaman nilai seorang Lukman kepada anaknya hendaknya menjadi contoh teladan bagi kita berdasarkan surat Luqman ayat 11-19:
1.      Kuatkan Iman pada anak
a.      Hindarkan dari kemusyrikan: Allah tak ampuni dosa syirik dan ampuni dosa lain sebanyak apapun.
b.      Muqarabatullah: Allah Maha Melihat, Mendengar dna Tahu apa yang terlintas di hati sekalipun. Apa yang ada di langit dan di bumi semua Allah awasi! Pupuk rasa takut akan azab dan harap akan rahmat.
2.      Tanamkan bakti pada orang tua
a.      Perjuangan ortu melahirkan menyusui, merawat dan membesarkan
b.      Ridha Allah ada pada ridha orang tua. Tapi jangan jadi ortu durhaka yang menelantarkan anak-anaknya.
c.       Doa anak = Allah sayangi ortu mereka sebagaimana ortu menyayangi mereka waktu kecil. Sudahkah kita sempurnakan kasih sayang pada anak-anak kita?
3.      Didik anak beribadah sejak dini
a.      Shalat: ajarkan dan biasakan sejak umur 7 tahun, pukul jika tidak mau di umur 10 tahun. Rasulullah juga bersabda: Beda mukmin dan kafir adalah shalat. Dalam al-Quran: irikanlah shalat karena shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Maka shalat menjadi benteng agar mereka kuat menghadapi problematika di zamannya.
b.      Membaca Al-Quran: Al-Quran adalah obat/penawar bagi penyakit dalam hati. Ketahuilah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Zikir paling utama adalah membaca Al-Quran. Rasulullah bersabda: Orang terbaik adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya. Di hadis lain: Bacalah Al-Quran karena Al-Quran jadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Hadis: Org yang mambaca al-Quran dan mengamalkannya kelak di akhirat kedua ortunya diberi mahkota yang bersinar  lebih baik dari matahari di dunia.
4.      Biasakan akhlak mulia
a.      Sabar. Minta tolonglah pada Allah dengan sabar dan shalat.
b.      Jangan sombong, kamu tak dapat setinggi langit dan tak dapat menembus bumi. Sombong adalah selendang Allah, yang mengambilnya tidak akan mencium bau syurga.
c.       Berjalan dan berbicara dengan sederhana.
d.      Jauh dari sarana menuju zina: menundukkan panadangan mata, menutup aurat dengan sempurna dan bergaul dengan lawan jenis sesuai syariat dan norma.

Dengan 4 poin ini kita bisa membentuk karakter anak menjadi muslim yang tangguh, tidak terpengaruh budaya barat dan pergaulan buruk dimanapun dan kapanpun dia berada. Namun yang paling penting diingat bahwa mendidik remaja berbeda dengan mendidik anak-anak. Imam Ali pernah berkata mendidika anak 0-7 perlakukan bak raja. 7-14 bagai tawanan, dan 14-21 tahun jadilah sahabat.

Kita tutup dengan kisah menarik zaman Rasulullah ketika seorang pemuda minta diberi dispensasi untuk tetap berzina karena dia tidak mampu menahan hawa nafsunya. Apakah Rasulullah langsung murka dan mengusirnya? Tidak! Rasulullah mencontohkan bagaimana cara menghadapi kenakalan remaja, yaitu bicara dari hati ke hati layaknya sahabat. Rasulullah tanyakan padanya: apakah engkau redha jika zina itu dilakukan terhadap saudara perempuanmua? Dia menjawan tidak. Terhadap bibimu? Dia jawab tidak. Terhadap ibumu? Dia jawab tidak. Maka sambil menangis dia mengakui kesalahannya dan minta didoakan oleh Rasulullah agar dia bisa mengekang nafsunya, lalu Rasulullah doakan sehingga dia tidak lagi pernah berzina.

Betapa indah teladan Rasulullah ini jika kita praktekkan juga dalam mengahadapi remaja kita sekarang ini.

*Ringkasan materi yang disampaikan pada kajian Bundo Kanduang Minang Saiyo Takengon.