Selasa, 16 Oktober 2018

The 3rd International Conference on University-Community Engagement (ICON-UCE) Tahun 2018

Dosen STAIN Gajah Putih Takengon Menjadi Pemakalah Pada Kegiatan the 3rd International Conference on University-Community Engagement (ICON-UCE) Tahun 2018

UIN Malang
MALANG (IAT-STAIN GPA) – Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin secara resmi membuka kegiatan The 3rd International Conference on University-Community Engagement (ICON-UCE) Tahun 2018. Kegiatan yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI ini mengusung tema “From Research to Advocacy: Building Synergy between University and Community for Social Justice”. Kegiatan ini dihelat di UIN Malang dari tanggal 8-10 Oktober 2018.
Dalam sambutannya ketika pembukaan ICON-UCE, menag Lukman Hakim menyampaikan apresiasinya kepada segenap keluarga besar Dirjen Pendis, Rektor UIN Malang dan seluruh sivitas akademika PTKI se-Indonesia yang terlibat dalam rangkaian ICON-UCE ini. Ia menilai even ini memiliki kontribusi strategis dalam peningkatan kualitas jati diri PTKI dalam melakukan pendampingan dan advokasi kepada masyarakat. Lukman Hakim Saifuddin lebih lanjut meminta PTKI terus aktif melakukan pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian. Sehingga hasil riset dan pengabdian akademik tidak hanya memenuhi rak-rak perpustakaan, tapi lebih dari itu dapat menjadi bagian penting dalam rangka membantu memecahkan dan menjawab masalah ril di masyarakat.
Dalam kegiatan ini juga diluncurkan aplikasi MORABASe dan MORAREF. Dengan aplikasi MORABASe sivitas akademik dengan mudah mengirimkan tulisannya sehingga dapat terpublikasi dengan baik. Di sisi lain, pengelola jurnal memiliki bank artikel sehingga akan konsisten dalam penerbitannya. Dan dengan aplikasi MORAREF jurnal yang memiliki konten Islamic studies dan integrasi keilmuan dapat terindex dengan baik.
STAIN Gajah Putih Takengon juga ikut serta dalam kegiatan ICON-UCE ini. Ada empat orang dosen STAIN Gajah Putih Takengon yang menjadi pemakalah direkomendasi. Dua dosen prodi Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) Jurusan Ushuluddin dan Dakwah, yaitu Irhas dan Joni Harnedi.
Dua dosen Jurusan Tarbiyah yaitu Addahri Hafidz Aulawi dan Muhammad Hasyimsyah Batubara. Irhas dan tim pengabdiannya, Dwi Sukmanila Sayska dan Ilham Marnola menulis “Penguatan Kemandirian Madrasah Aliyah Dalam Membuat E-Learning Berbasis Kitab Turats Di Aceh Tengah”. Joni Harnedi dengan rekan pengabdiannya Sutrisno menulis “Pengelolaan Hutan Kawasan Ekowisata Danau Lut Tawar Takengon Berbasis Komunitas Siaga Bencana”. Addahri menulis “Laboratorium Bimbingan Konseling: Pengembangan Lifeskill Anak Berbasis Komunitas Guru dan Anak Disabilitas Pada Sekolah Luar Biasa Negeri 14 Takengon Kabupaten Aceh Tengah”. Muhammad Hasyimsyah menulis “Penyediaan Bookcase di Coffee Shop Memperkuat Gerakan Literasi Dari Takengon”.
Joni Harnedi, dosen Ilmu Kalam Prodi IAT berharap semoga semua kegiatan ini menjadi pemicu bagi sivitas akadeik STAIN Gajah Putih Takengon untuk ikut terlibat dalam setiap even call paper. Muhammad Hasyimsyah mengatakan call paper merupakan alat institusi menuju derajat hakikinya suatu kampus, yaitu research university dan good government university. Menulis harus menjadi panggilan bagi insan akademis, baik itu dosen dan mahasiswa sehingga menjadi solusi percepatan pembangunan bangsa bisa dikejar dari ide-ide dan hasil penelitian insan kampus melalui paper yg dipuplikasikan. Sementara Addahri berharap, ke depannya agar ada dukungan lebih dari kampus berupa mengganggarkan pendanaan kegiatan presentasi dalam seminar dan konferensi yang diikuti dosen di luar kampus. Hal ini akan berimbas kepada peningkatan jumlah publikasi dosen dan juga akan bermanfaat bagi peningkatan matrik nilai pada borang akreditasi. (Prodi IAT)

Jumat, 12 Oktober 2018

Shahih Al-Bukhari, Kitab Tafsir (Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah)


Al-Fatihah
Dinamakan Ummul Kitab
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي فَقَالَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّه} اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ {
ثُمَّ قَالَ لِي لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ قُلْتُ لَهُ أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ
(BUKHARI – 4114) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah dia berkata; Telah menceritakan kepadaku Khubaib bin ‘Abdur Rahman dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Sa’id bin Al Mu’alla dia berkata; Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat di masjid, tiba-tiba Rasulullah  memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau dan berkata; “Wahai Rasulullah  , sesungguhnya pada waktu itu saya sedang shalat.” Beliau bersabda: “Bukankah Allah  telah berfirman; ‘Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu.'” Beliau  bersabda lagi: “Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid.” Kemudian beliau memegang tanganku, dan saat beliau hendak keluar Masjid, saya pun berkata; “Bukankah engkau berjanji; ‘Saya akan mengajarimu surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an.’ Beliau menjawab; (Yaitu surat) AL HAMDU LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab’u Al Matsani, dan Al Qur`an Al Azhim yang telah diwahyukan kepadaku.

Firman Allah, …bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat…
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ
{
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }فَقُولُوا آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
(BUKHARI – 4115) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah  bersabda: “Bila imam mengucapkan, ‘Ghairil maghdluubi ‘alaihim walaadl-dlalliin (Bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat) ‘ maka ucapkanlah, ‘Aamiin’, Barangsiapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”

Surat al Baqarah ayat 31
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و قَالَ لِي خَلِيفَةُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَجْتَمِعُ الْمُؤْمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ لَوْ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ ذَنْبَهُ فَيَسْتَحِي ائْتُوا نُوحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ سُؤَالَهُ رَبَّهُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ عِلْمٌ فَيَسْتَحِي فَيَقُولُ ائْتُوا خَلِيلَ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ ائْتُوا مُوسَى عَبْدًا كَلَّمَهُ اللَّهُ وَأَعْطَاهُ التَّوْرَاةَ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ قَتْلَ النَّفْسِ بِغَيْرِ نَفْسٍ فَيَسْتَحِي مِنْ رَبِّهِ فَيَقُولُ ائْتُوا عِيسَى عَبْدَ اللَّهِ وَرَسُولَهُ وَكَلِمَةَ اللَّهِ وَرُوحَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ ائْتُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدًا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَأْتُونِي فَأَنْطَلِقُ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنَ لِي فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُقَالُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ إِلَيْهِ فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي مِثْلَهُ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ مَا بَقِيَ فِي النَّارِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَوَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُودُ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ يَعْنِي قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى
{ خَالِدِينَ فِيهَا }
(BUKHARI – 4116) : Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Hisyam Telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas radliallahu ‘anhu dari Nabi  Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan Khalifah berkata kepadaku Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zura’i Telah menceritakan kepada kami Sa’id dari Qatadah dari Anas radliallahu ‘anhu dari Nabi  beliau bersabda: “Pada hari kiamat orang-orang yang beriman berkumpul lalu mereka berkata; ‘Sebaiknya kita meminta syafa’at kepada Rabb kita  sehingga kita dapat pindah dari tempat kita sekarang juga.’ Lalu mereka mendatangi Adam ‘Alaihis Salam seraya mengatakan; ‘Wahai Adam, engkau adalah bapaknya manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri dan menjadikan malaikat-malaikat-Nya sujud kepadamu, serta diajarkan pula kepadamu nama-nama segala sesuatu, maka mintakanlah syafa’at kepada Rabb kami  agar Dia memindahkan kami dari tempat kami ini! ‘ Maka Adam berkata; ‘Bukan aku yang kalian maksud, ‘ kemudian Adam menyebutkan dosa yang pernah ia lakukan, hingga dosa tersebut membuatnya malu kepada Allah, lalu Adam berkata; ‘Datanglah kalian kepada Nuh ‘Alaihis Salam karena ia adalah rasul pertama kali yang Allah utus ke muka bumi, ‘ kemudian mereka pun mendatangi Nuh ‘Alaihis Salam, lalu Nuh berkata; ‘Bukan aku yang kalian maksud, ‘ lalu ia menyebutkan kesalahan dan permintaannya kepada Rabbnya dengan tanpa ilmu, hingga membuatnya malu kepada Rabbnya; ‘akan tetapi datangilah Ibrahim ‘Alaihis Salam kekasih Ar Rahman , ‘ maka mereka pun mendatanginya, lalu Ibrahim mengatakan; ‘Bukan aku yang kalian maksud, tapi datanglah kalian kepada Musa ‘Alaihis Salam, seorang hamba yang Allah ajak bicara secara langsung dan diberikan Taurat.’ Maka mereka pun mendatangi Musa, dan Musa juga berkata; ‘Bukan aku yang kalian maksud, ‘ seraya menyebutkan seseorang yang dia bunuh tanpa alasan yang benar, hingga hal itu membuatnya malu kepada Rabbnya; ‘akan tetapi datanglah kalian kepada Isa ‘Alaihis Salam, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat serta ruh-Nya.’ Maka mereka pun mendatangi Isa, kemudian Isa mengatakan; ‘Bukan aku yang kalian maksud, akan tetapi datanglah kalian kepada Muhammad, seorang hamba yang dosanya telah diampuni Allah, baik yang lalu atau yang akan datang.’ Maka mereka pun mendatangiku, maka aku pun pergi sehingga aku meminta izin kepada Rabbku , lalu aku pun diizinkan. Maka ketika aku melihat Rabbku, aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku , kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Setelah itu dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! memintalah maka engkau akan diberikan! berkatalah maka engkau akan didengarkan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).” Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada Rabbku  untuk yang kedua kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).” Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga.” Kemudian aku kembali kepada Rabbku  untuk yang ketiga kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung tersungkur bersujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).’ Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga.” Kemudian aku kembali kepada Rabbku  untuk yang keempat kalinya, lalu aku berkata: ‘Wahai Rabb, tidak ada yang tersisa kecuali orang yang terhalang oleh Al Qur`an dan wajib kekal di neraka.’

Surat al Baqarah ayat 22
حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قُلْتُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ وَأَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ
(BUKHARI – 4117) : Telah menceritakan kepadaku ‘Utsman bin Abu Syaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wail dari ‘Amru bin Syurahbil dari ‘Abdullah dia berkata; Aku bertanya kepada Nabi ; ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah? Beliau  menjawab; ‘Bila kamu menyekutukan Allah, padahal dialah yang menciptakanmu. Aku berkata; tentu itu sungguh besar.’ Aku bertanya lagi; ‘Kemudian apa? Beliau  menjawab; ‘Apabila kami membunuh anakmu karena takut membuat kelaparan.’ Aku bertanya lagi; ‘kemudian apa? ‘ beliau menjawab; ‘Berzina dengan istri tetanggamu.’

Surat al Baqarah ayat 57-58
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَمْأَةُ مِنْ الْمَنِّ وَمَاؤُهَا شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ
(BUKHARI – 4118) : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Abdul Malik dari ‘Amru bin Huraits dari Sa’id bin Zaid radliallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah  bersabda: “Al Kam-at (cendawan) adalah sejenis manna (sejenis makanan yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Bani Israil), airnya mengandung obat bagi penyakit mata.”
حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قِيلَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ { ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ }فَدَخَلُوا يَزْحَفُونَ عَلَى أَسْتَاهِهِمْ فَبَدَّلُوا وَقَالُوا حِطَّةٌ حَبَّةٌ فِي شَعَرَةٍ
(BUKHARI – 4119) : Telah menceritakan kepadaku Muhammad Telah menceritakan kepada kami ‘Abdur Rahman bin Mahdi dari Ibnu Al Mubarak dari Ma’mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi  beliau bersabda: “Dikatakan kepada Bani Israil: ‘Masuklah kalian pintu itu dengan keadaan sujud dan Katakanlah: ‘Hitthah’ (ampunilah dosa-dosa) niscaya Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kalian. Lalu mereka memasuki pintu itu dan mengganti apa yang telah diperintahkan kepada mereka seraya merangkak di atas pantat-pantat mereka dan mereka berkata: ‘Hiththah adalah Habbah (biji) dalam tepung.”

Surat al Baqarah ayat 97
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ بَكْرٍ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
سَمِعَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ بِقُدُومِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهْوَ فِي أَرْضٍ يَخْتَرِفُ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي سَائِلُكَ عَنْ ثَلَاثٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا نَبِيٌّ فَمَا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ وَمَا أَوَّلُ طَعَامِ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَا يَنْزِعُ الْوَلَدُ إِلَى أَبِيهِ أَوْ إِلَى أُمِّهِ قَالَ أَخْبَرَنِي بِهِنَّ جِبْرِيلُ آنِفًا قَالَ جِبْرِيلُ قَالَ نَعَمْ قَالَ ذَاكَ عَدُوُّ الْيَهُودِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ
{
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ }أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنْ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ حُوتٍ وَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ نَزَعَ الْوَلَدَ وَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الْمَرْأَةِ نَزَعَتْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ بُهُتٌ وَإِنَّهُمْ إِنْ يَعْلَمُوا بِإِسْلَامِي قَبْلَ أَنْ تَسْأَلَهُمْ يَبْهَتُونِي فَجَاءَتْ الْيَهُودُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ رَجُلٍ عَبْدُ اللَّهِ فِيكُمْ قَالُوا خَيْرُنَا وَابْنُ خَيْرِنَا وَسَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّدِنَا قَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَسْلَمَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ فَقَالُوا أَعَاذَهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ فَخَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَقَالُوا شَرُّنَا وَابْنُ شَرِّنَا وَانْتَقَصُوهُ قَالَ فَهَذَا الَّذِي كُنْتُ أَخَافُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
(BUKHARI – 4120) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Munir dia mendengar ‘Abdullah bin Bakr Telah menceritakan kepada kami Humaid dari Anas dia berkata; ‘Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah . Maka ia langsung menemui Nabi  seraya berkata; “Wahai Rasulullah , aku bertanya kepadamu tentang tiga perkara tidak akan ada yang dapat menjawab kecuali seorang Nabi, Apakah yang terjadi pertama kali dari tanda-tanda hari kiamat, apa yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga, dan dari mana seseorang dapat menyerupai bapaknya atau ibunya?” Maka Rasulullah  bersabda: “Jibril ‘Alaihis Salam baru saja memberiku kabar.” Abdullah bertanya; siapakah Jibril? Beliau menjawab: “Ia adalah malaikat yang sangat dimusuhi yahudi.” Beliau bersabda: “Tanda hari kiamat yang akan terjadi pertama kali adalah api yang keluar dari timur yang akan menggiring manusia ke barat, adapun sesuatu yang pertama kali dimakan penduduk surga adalah hati ikan hiu, adapun darimana seseorang dapat menyerupai bapak atau ibunya adalah apabila air mani laki-laki dapat mendahului sel telur wanita maka akan keluar laki-laki, dan apabila sel telur wanita dapat mendahului air mani laki-laki maka akan keluar wanita.” Kemudian Abdullah bin Salam berkata; “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah.” Kemudian dia berkata lagi; “Wahai Rasulullah  , sesungguhnya orang yahudi itu adalah kaum yang pendusta, kalau mereka mengetahui keIslamanku mereka pasti akan menghinaku dihadapanmu. Maka utuslah seseorang agar memanggil mereka dan tanyakan kepada mereka tentang aku.” Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil mereka, lalu beliau bertanya kepada mereka: “Siapakah Abdullah bin Salam di menurut kalian?” Mereka menjawab; “Dia adalah orang terbaik kami dan anak dari orang terbaik dari kami, dia adalah tuan kami dan anak dari tuan kami.” Beliau bertanya lagi: “Bagaimana menurut kalian, kalau seandainya dia masuk Islam? Mereka menjawab; “Mudah-mudahan Allah melindunginya dari hal itu (masuk Islam).” Maka Abdullah bin Salam keluar seraya mengatakan; “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu mereka berkata; “Dia adalah orang yang paling jelek di antara kami dan anak dari orang yang paling jelek di antara kami. -Mereka menjelek-jelekkan Abdullah bin Salam.- Setelah itu Abdullah bin Salam berkata; “Inilah yang paling aku khawatirkan.”

Surat al Baqarah ayat 106
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَقْرَؤُنَا أُبَيٌّ وَأَقْضَانَا عَلِيٌّ وَإِنَّا لَنَدَعُ مِنْ قَوْلِ أُبَيٍّ وَذَاكَ أَنَّ أُبَيًّا يَقُولُ لَا أَدَعُ شَيْئًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى { مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا }
(BUKHARI – 4121) : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin ‘Ali Telah menceritakan kepada kami Yahya Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Habib dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas dia berkata; ‘Umar radliallahu ‘anhu berkata; “Ubay adalah orang yang paling pandai dalam membaca Al Qur’an di antara kami, dan Ali adalah orang yang paling paham dengan hukum di antara kami. Sementara kami banyak meninggalkan qira`ah Ubay (dalam membaca Al Qur’an). Karena Ubay pernah berkata, “Aku tidak akan meninggalkan sesuatu yang telah aku dengar dari Rasulullah . Sementara Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman: ‘(Ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya) ‘ (QS. Al Baqarah: 106).

Surat al Baqarah ayat 116
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَزَعَمَ أَنِّي لَا أَقْدِرُ أَنْ أُعِيدَهُ كَمَا كَانَ وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ لِي وَلَدٌ فَسُبْحَانِي أَنْ أَتَّخِذَ صَاحِبَةً أَوْ وَلَدًا
(BUKHARI – 4122) : Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari ‘Abdullah bin Abu Husain Telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma dari Nabi  beliau bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Sebagian keturunan Adam telah mengatakan kebohongan tentang Aku padahal mereka sama sekali tidak berhak melakukan demikian. Dan mereka mencelaku, padahal mereka tidak punya hak untuk mencelaku. Kebohongan yang mereka perbuat tentang-Ku adalah mereka menganggap Aku tidak mampu menciptakan kembali sebagaimana dulu telah ciptakan. Adapun celaannya kepada-Ku, yaitu mereka mengatakan bahwa Aku mempunyai anak. Maha Suci Aku, sama sekali Aku tidak mengambil istri dan tidak mempunyai anak.’

Surat al Baqarah ayat 125
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ عُمَرُ
وَافَقْتُ اللَّهَ فِي ثَلَاثٍ أَوْ وَافَقَنِي رَبِّي فِي ثَلَاثٍ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْتَ مَقَامَ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَدْخُلُ عَلَيْكَ الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ فَلَوْ أَمَرْتَ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ بِالْحِجَابِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ آيَةَ الْحِجَابِ قَالَ وَبَلَغَنِي مُعَاتَبَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْضَ نِسَائِهِ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِنَّ قُلْتُ إِنْ انْتَهَيْتُنَّ أَوْ لَيُبَدِّلَنَّ اللَّهُ رَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرًا مِنْكُنَّ حَتَّى أَتَيْتُ إِحْدَى نِسَائِهِ قَالَتْ يَا عُمَرُ أَمَا فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَعِظُ نِسَاءَهُ حَتَّى تَعِظَهُنَّ أَنْتَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ
{
عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبَدِّلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ }الْآيَةَ
وَقَالَ ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنِي حُمَيْدٌ سَمِعْتُ أَنَسًا عَنْ عُمَرَ
(BUKHARI – 4123) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad dari Yahya bin Sa’id dari Humaid dari Anas dia berkata; ‘Umar berkata; Aku telah menepati Rabbku dalam tiga hal, atau Rabbku telah menyetujuiku dalam tiga hal. Aku berkata; “Wahai Rasulullah seandainya engkau menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.” Aku berkata; “Wahai Rasulullah, sesungguhnya yang menemuimu adalah orang-orang yang baik dan yang jahat, seandainya engkau perintahkan kepada para Ummul Mukminin supaya memakai hijab.” maka turunlah ayat hijab. Dan suatu ketika aku mendengar Rasulullah  mempersalahkan sebagian istri-istrinya, maka akupun mengunjungi mereka dan berkata; “Berhentilah kalian dari berbuat masalah dengan Nabi atau boleh jadi Allah akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik dari pada kalian.” Ketika aku menemui salah seorang istrinya, ia berkata kepadaku; wahai Umar! Bukankah Rasulullah  lebih berhak menasihati istri-istrinya daripada kamu? Maka turunlah ayat; “Boleh jadi jika ia ceraikan kamu, Tuhannya akan memberinya ganti istri-istri yang lebih baik dari pada kamu -perempuan yang berserah diri.- (QS At Tahrim: 5).” Dan Ibnu Abu Maryam berkata; Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayub Telah menceritakan kepadaku Humaid Aku mendengar Anas dari Umar.

Surat al Baqarah ayat 127
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَخْبَرَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَمْ تَرَيْ أَنْ قَوْمَكِ بَنَوْا الْكَعْبَةَ وَاقْتَصَرُوا عَنْ قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَرُدُّهَا عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ لَوْلَا حِدْثَانُ قَوْمِكِ بِالْكُفْرِ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لَئِنْ كَانَتْ عَائِشَةُ سَمِعَتْ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أُرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ اسْتِلَامَ الرُّكْنَيْنِ اللَّذَيْنِ يَلِيَانِ الْحِجْرَ إِلَّا أَنَّ الْبَيْتَ لَمْ يُتَمَّمْ عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ
(BUKHARI – 4124) : Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata; Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah bahwa ‘Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr; Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Umar dari ‘Aisyah radliallahu ‘anhu isteri Nabi  bahwa Rasulullah  bersabda: “Bukankah engkau melihat bahwa kaummu ketika membangun Ka’bah mengurangi pondasi-pondasi Ibrahim ‘Alaihissalam?” Maka saya katakan; wahai Rasulullah , tidakkah engkau kembalikan ke pondasi-pondasi Ibrahim ‘alaihissalam? Beliau  menjawab: “Kalaulah tidak karena kaummu dekat dengan masa kekafiran.” Abdullah bin Umar berkata; seandainya Aisyah telah mendengar hal ini dari Rasulullah  tentu saya tidak akan melihat Rasulullah  meninggalkan dari menyentuh dua rukun yang terletak setelah Hijr, hanya saja Ka’bah belum disempurnakan di atas pondasi-pondasi Ibrahim ‘alaihissalam ketika itu.

Surat al Baqarah ayat 136
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا{ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا }الْآيَةَ
(BUKHARI – 4125) : Telah menceritakan pada kami Muhammad bin Basysyar Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin ‘Umar Telah mengabarkan kepada kami ‘Ali Al Mubarak dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; “Orang-orang ahlu kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menjelaskannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa arab. Melihat hal itu Rasulullah  bersabda: Janganlah kalian mempercayai ahlu kitab dan jangan pula mendustakannya. Tetapi ucapkanlah; “Kami beriman pada Allah dan pada apa yang telah diturunkan kepada kami. (Al Baqarah; 136).’

bersambung...

https://areksumberjati.wordpress.com/2015/02/12/hadits-bukhari-4114-4165-bab-tafsir-al-quran/

Peran Umahatul Mukminin dalam Periwayatan Hadis

Jurnal Tajdid 
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA)
UIN Imam Bonjol Padang
Provinsi Sumatera Barat - Indonesia

Dwi Sukmanila Sayska

Abstract

Umahatul mukminin merupakan wanita-wanita mulia istri-istri Rasulullah SAW yang mendapat kesempatan merekam secara detail segala perikehidupan beliau SAW. Bukan saja berperan sebagai figur teladan dalam keimanan, tetapi mereka juga berkiprah sebagai madrasah ilmu, tempat kaum muslimin bertanya dan meminta fatwa setelah Rasulullah SAW wafat. Kajian ini bertujuan untuk menelusuri lebih lanjut bagaimana peran para Ummahatul mukminin dalam meriwayatkan hadis dan tema-tema apa saja yang mereka sampaikan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Aisyah adalah satu-satunya Ummahatul Mukminin yang termasuk dalam kategori shahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Perbedaan kuantitas riwayat ini dipengaruhi banyak factor di antaranya tingkat kecerdasan, lamanya durasi hidup bersama Nabi SAW dan panjangnya usia setelah Rasulullah wafat. Meskipun demikian, peran Ummahatul Mukminin lainnya juga sangat penting, karena terdapat tema-tema hadis yang hanya disampaikan dengan rinci oleh mereka yang menyandang gelar Ummahatul Mukminin. Dengan tema yang beragam, Aisyah binti Abu Bakar meriwayatkan sebanyak 2210 hadis, Ummu Salamah binti Umayyah 378 hadis, Maimunah binti Harits 76 hadis, Ummu Habibah binti Abu Sufyan 65 hadis, Hafshah binti Umar 60 hadis, Zainab binti Jahsy 11 hadis, Shafiyyah binti Huyay 10 hadis, Juwairiyah binti Harits 7 hadis dan Saudah binti Zam’ah 5 hadis.

Minggu, 30 September 2018

DOSEN STAIN GELAR WORKHSHOP PEMBUATAN E-LEARNING KITAB TURATS

TAKENGON (STAINGPA) - Dosen Tim Pengabdian STAIN Gajah Putih Takengon menggelar Workshop Pembuatan Sumber Belajar E-Learning Berbasis Kitab Turats Karya Ulama Aceh Pada MGMP Alquran Hadis Madrasah Aliyah di Aceh Tengah pada 20-21 September 2018.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Terintegrasi 2018 dari STAIN Gajah Putih Takengontersebut terdiri Dwi Sukmanila Sayska, M.I.S, sebagai Ketua Tim, Irhas, M.A. dan Ilham Marnola, M.Pd. sebagai Aanggota Tim. Kegiatan yang bertempat di MAN 2 Takengon itu diikuti 26 guru yang tergabung dalam MGMP Qur’an Hadis dan operator komputer madrasah di Kabupaten Aceh Tengah, baik negeri maupun swasta.
Turut hadir Ketua Kelompok Kerja Kepala Madrasah (KKKM) Aliyah di Aceh Tengah, Ihsan Fahri, S.Ag, M.Pd dan Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Aceh Tengah, Drs. Riswan Basri. Ketua Tim Pengandian, Dwi Sukmanila Sayska mengatakan, pengabdian bertujuan agar perguruan tinggi dan madrasah aliyah di Kabupaten Aceh Tengah dapat bersinergi dalam inovasi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Ide awal pendampingan madrasah adalah untuk merespon tuntutan belajar di era teknologi. Di sisi lain, Aceh memiliki sumber kearifan lokal dengan warisan karya ulama seperti Abdurrauf Singkil atau yang dikenal juga dengan Syiah Kuala dan Hasbi Assidieqie," tutur Anggota Tim, Irhas.
Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Aceh Tengah, Riswan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian dosen STAIN Gajah Putih ini sejalan dengan salah satu budaya kerja Kementerian Agama yaitu inovasi.
"Workshop ini adalah dalam rangka menciptakan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Ilham Marnola, M.Pd, dosen media dan teknologi pendidikan STAIN Gajah Putih yang juga tim pengabadian mengatakan, diseminasi hasil workshop dapat dilakukan oleh peserta di madrasahnya masing-masing. Karena setiap madrasah diharuskan mengutus operator komputer sebagai peserta workshop.
http://stain-gp.ac.id/posts/read/dosen-stain-gelar-workhshop-pembuatan-e-learning-kitab-turats

Jumat, 01 Juni 2018

Laboratorium PAI dan DEMA STAIN Gajah Putih Gelar Musabaqah Tahfidz Quran

Pemenang bersama para Waka , Kasubag, Kajur & Lab. PAI STAIN
Takengon, Kamis 31 Mei 2018

Menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1439 H, Laboratorium PAI STAIN Gajah Putih dan DEMA STAIN Gajah Putih Takengon, menyelenggarakan kegiatan musabaqah tahfidz Alquran yang selama 2 hari bertutut-turut Rabu-Kamis / 30-31 Mei 2018. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar  53 mahasiswa dari lintas prodi dan berbagai tingkatan semester.
peserta Musabaqah Hifzil Quran STAIN GPA
Kegiatan Musabaqoh Tahfidz Alquran ini diselenggarakan untuk mengeksplorasi kemampuan positif yang dimiliki oleh mahasiswa STAIN Gajah Putih terutama dalam bidang Alquran. 
"Tenyata setelah di eksplorasi STAIN Gajah Putih memiliki puluhan mahasiswa yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghafal Alquran. Melalui kegiatan ini kita berharap STAIN Gajah Putih menjadi Kiblat  bagi pembinaan Alquran di kawasan tengah Aceh, bahkan bukan tidak mungkin menjadi salah satu Kiblat di seluruh provinsi Aceh. Kegiatan ini mempertandingkan cabang menghafal Alquran 2 dan 1 juz. Untuk tahun mendatang level pertandingan akan kita tingkatkan menjadi 2 dan 3 juz. Melalui kegiatan ini kita berharap masyarakat dataran tinggi Gayo bangga memiliki kampus STAIN Gajah Putih" ujar Ketua LAB. PAI Bapak Ruri Amanda,MA.
Kemudian disambung pula oleh Rasyidin selaku ketua panitia, "Mudah-mudahan melalui kegiatan ini mahasiswa STAIN Gajah Putih bisa termotivasi dan lebih mendekatkan diri lagi kepada Alquran" tungkasnya. 
Setelah melewati babak penyisihan dengan diuji untuk menyambung ayat, menyambung surat, estafet ayat dan bacaan surat favorit, dewan juri memutuskan 6 peserta cabang 1 juz dan 3 peserta cabang 2 juz yang akan tampil di babak final. Para peserta, panitia dan penonton menikmati dengan khusyuk indahnya lantunan bacaan hafalan Alquran dari para pemuncak yang berlaga di babak final ini. Sesi terakhir adalah penutupan acara dan pengumuman pemenang yang juga dihadiri oleh para dosen dan jajaran petinggi STAIN Gajah Putih Takengon, yaitu Waka I, Waka II , Waka III, Ka. AAKU, Kasubag Perencanaan, Kasubag Akademik, Ka. P2M, Kajur Tarbiyah, Kajur Syariah dan Kajur Dakwah/Ushuluddin. Berikut para pemenang dari kegiatan ini beserta hadiah yang didapatkan:
hadiah dari para donatur baik dari dalam kampus STAIN maupun dari luar
CABANG 2 JUZ
Juara 1-Zainal Abidin (IAT/6), hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 1 juta
Juara 2-Maya Savira (PBA/8), hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 800 ribu
Juara 3-Reni Puspita Sari (IAT/4), hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 600 ribu
Harapan 1-Diella Almira (PBA/2), hadiah: Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 500 ribu
Harapan 2-Herawati (TBI/6), hadiah:Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 450 ribu
Harapan 3-Ahmad Yuliandi (PAI/8), Hadiah: Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir & uang tunai 400 ribu
CABANG 1 JUZ
Juara 1-Suryadi (EKSYA/6), Hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir dan uang tunai 500 ribu
Juara 2-Saniara (PAI/2), Hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir dan uang tunai 400 ribu
Juara 3-Lisa Marlina (TBI/8), Hadiah: Piala, Mushaf Utsmani Alquran, buku zikir dan uang tunai 300 ribu
Harapan 1-Syahri Gunawan (IAT/2), Hadiah: Mushaf Utsmani, buku zikir dan uang tunai 200 ribu
Harapan 2-Fitri Arranti (TMA/8), Hadiah: Mushaf Utsmani, buku zikir dan uang tunai 150 ribu
Harapan 3-Sri Reduk (TMA/6), Hadiah: Mushaf Utsmani, buku zikir dan uang tunai 100 ribu
Selain itu, seluruh peserta juga mendapatkan masing-masing mushaf utsmani Alquran dan buku zikir pagi dan petang yang merupakan wakaf dari donatur baik dari civitas akademika STAIN maupun donatur dari luar yang juga sangat mendukung kegiatan ini. 

Seluruh panitia yang terdiri dari pengurus Lab. PAI STAIN Gajah Putih: Bpk. Ruri  Amanda, MA.,  Ibu Dwi Sukmanila Sayska, M.I.S., Bpk. Irhas, MA., Bpk. Sodikin, MA., Ibu Yulizar, MA., dan Bpk. Awal Kurnia Putra, M.Tpd., beserta seluruh tim DEMA STAIN Gajah Putih mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan mensukseskan kegiatan ini.  Ke depan diagendakan acara ini akan diselenggarakan setiap tahun di bulan Ramadhan. Semoga acara perdana ini menjadi sunnah hasanah yang akan terus berlanjut dan berkembang di kampus STAIN Gajah Putih untuk melejitkan potensi para penghafal Alquran yang akan menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang.

Jumat, 13 April 2018

Kajian Muslimah DEMA STAIN Gajah Putih; Pemberdayaan Perempuan dalam Islam


 (Bid. Pemberdayaan Perempuan DEMA STAIN GPA)

Pada  hari Rabu, 11 April 2018, pukul 11:00 WIB s/d selesai bertempat di Kampus Induk STAIN GAjah Putih Takengon DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) STAIN  menggelar diskusi muslimah perdan . Acara yang digawangi oleh Bidang PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ini menampilkan pemateri: ibu Dwi Sukmanila Sayska M.I.S, dosen hadis dan ilmu hadis STAIN GAjah Putih Takengon. Tema acara sesuai dengan buku yang dibedah dan didiskusikan yaitu "Menggugat Sejarah Perempuan Mewujudkan Idealisme Gender Sesuai Tuntutan Islam." Acara ini dihadiri para mahasiswa lintas jurusan dan prodi, dan ditargetkan akan dilaksanakan berkesinambungan sebagai agenda rutin Bidang Pemberdayaan Perempuan DEMA STAIN Gajah Putih Takengon.

Sabtu, 25 November 2017

Jurnal: IMPLEMENTASI NILAI RELIGIUS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS SUNNAH RASULULLAH

IMPLEMENTASI NILAI RELIGIUS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS SUNNAH RASULULLAH

(Studi Kasus SD IT An-Najah Takengon, Aceh Tengah) 

Dwi Sukmanila Sayska

Jurnal Hijri, UIN Sumatera Utara
Vol 6, No. 2 Jul-Dec 2017

Abstract


This study aimed to describe and analyst the implementation of religious values in character education based on sunnah Rasulullah in SD IT An-Najah Takengon. This research uses descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques include the collection of data, data presentation, data reduction, as well as the withdrawal of the conclusion. The results of this research show that there are implementation of religious values in character education based on sunnah Rasulullah in SD IT An-Najah Takengon. The implementation is done in various activities at the school, and its is: (1) instilling tawheed and Islamic faith, (2) establishing zhuhr prayer in concregation, (3)memorizing the Holy Quran dan hadeeth (4) wearing islamic dress code especially hijab for girls (5) separating classroom for boys and girls, (6) avoiding in using human doll or animals doll and its paint, and (7) practicing islamic ethic and attitude in daily life.

Full text pdf:
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/hijri/article/view/1135